watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENJAGA WARNET

Malam semakin larut, dingin, karena langit terus
mencurahkan air matanya sejak sore tadi,
ditambah lagi ruangan itu ac menyala sedari
pagi. Novi melirik jam di ujung kanan tampilan
monitornya, sudah jam 3 dinihari.
Novi mulai merasakan kantuk menyerangnya,
matanya mulai berat, tapi mengingat
kewajibannya, dia tetap berusaha untuk
menahan rasa kantuk itu. Sudah beberapa hari
ini dia bekerja di sebuah warnet milik sepupunya
yang buka selama 24 jam. Dan malangnya, Novi
harus menjaga warnet itu saat malam hari.
awalnya ia enggan, tapi setelah diyakinkan oleh
sepupunya bahwa warnet itu aman di malam
hari, maka akhirnya Novi terpaksa menurutinya.
Mau gimana lagi, Anto -sepupunya itu- itu
bekerja malam hari disebuah pabrik di daerah
bekasi, dan baru bisa menggantikannya menjaga
net itu sepulang kerja sampai tengah hari,
sedangkan Dimas yg biasa shift malam di net itu
sedang pulang ke kampung halamannya.
Malam itu cuma ada seorang pemuda yang
sedang main di warnet itu, usianya kira2 sebaya
dengan calon suaminya di kampung. Sejak sore
pemuda itu sudah datang dan memang sejak
awal Novi bekerja di net tersebut, pemuda itu
memang selalu datang sore hari dan baru
pulang saat azan subuh berkumandang.
Dia sempat berpikir tentang apa kerja pemuda
tersebut, karena dalam benaknya, tidak mungkin
pemuda itu bekerja di siang hari karena malam
harinya dia selalu bergadang di net ini. Tapi dia
sadar, inilah kota besar, pemudanya tidak seperti
di kampungnya yang biasa berada di masjid saat
malam tiba. Dia merasa beruntung karena calon
suaminya adalah seorang aktifis dakwah, sama
seperti dirinya.
"Mbak, teh botol 1 ya?" Suara itu
mengagetkannya.
"Oh, iya Mas, silahkan." Jawabnya
"Loh kuncinya mana Mba?"
"Oh, iya, ini Mas" Jawab Novi sambil
menyerahkan kunci yang lupa diberikannya.
di Net tersebut, Lemari Es tempat penyimpanan
minuman memang sengaja dikunci karena
seringnya para user yg tidak bertanggung jawab
mengambil minuman tanpa membayar saat
sang operator sedang lengah.
Pikiran Novi kembali menerawang kepada sosok
calon suaminya. Lelaki yg sebenarnya sudah
lama dia kenal, tapi baru bisa dia dengar
suaranya saat proses lamaran tepat 1 minggu
sebelum Novi berangkat ke Jakarta untuk bekerja
pada sepupunya pemilik warnet ini.
Dia sengaja bekerja di jakarta menjelang
pernikahannya, Untuk menghindari hal2 yang
tidak diinginkan, pikirnya.
Ya, dalam pikirannya,bisa saja mereka
terjerumus di dalam dosa.. Wong yang mereka
yg baru pacaran saja bisa melakukan hal2 nekad,
apalagi dirinya yg sudah bertunangan.
Walaupun dia yakin dia dan calon suaminya tak
mungkin melakukan hal2 yg dilarang agama
meskipun mereka sudah resmi bertunangan dan
pelaksanaan akad nikahnya sendiri tinggal 2
minggu lagi. Intinya, 2 minggu itu masih
mungkin terjadi hal2 yg tidak diinginkan olehnya.
"Tuh kan, bengong lagi, lagi mikirin apa seh,
Mba?? tiba2 pemuda itu sudah berada di
sampingnya lagi, dan lebih membuatnya kaget
lagi.
"Eh, engga Mas, ada apa? Ada yg bisa saya
bantu?" jawabnya tergagap
"Itu mba, tolong Share-in file yg ada di foldernya
Dimas dong. Penting nih."
"Oh iya, sebentar ya" Novi pun meraih Mouse
dan mencari folder yg dimaksud, tapi entah
karena apa, pemuda tersebut tiba2 berkata "eh,
maaf Mba, biar saya aja deh yg cari, gak enak
sama mba, mba kesana aja dulu sebentar."
Novi jd bingung, dia pun melangkah sedikit
menjauh, dalam hatinya, mungkin itu file rahasia
yg tidak boleh dilihat oleh siapapun, kecuali oleh
Dimas. Setelah beberapa saat, pemuda itu berdiri
dan kembali mempersilahkan Novi duduk di
bangku operator tersebut.
"Udah Mba, Makasih ya."ucapnya sambil berlalu
meninggalkan NOvi.
Novi kembali menatap jam di pojok kanan
bawah monitor, hampir 1/2 4. berarti, 1 jam lagi
sepupunya pulang, dan dia bisa istirahat setelah
sholat subuh di rumah pamannya yg kira2
berjarak 100 meter dari net itu.
tiba2 dia teringat sesuatu, tadi sore, sebelum
berangkat Anto sempat memintanya untuk
memindahkan file2nya ke folder baru. Setelah
membuat folder baru,dia mulai mencari file2
milik Anto yg ternyata bertebaran dimana-
mana,tak terasa, saat azan subuh pekerjaan itu
baru selesai, benar2 si Anto itu, brantakan sekali
sih orangnya.. PIkirnya dalam hati.
Tak lama, Anto masuk ke net, dia masih keliatan
segar meskipun baru pulang kerja.
"Gimana Nov? Rame Gak?? " Tanyanya
"Cuma ada 1 orang, itu yg biasa main dari sore
sampai pagi."
"Oh si Toni ya?" Biasa dia mah. Ya udah km sana
istirahat."
"Iya, aku pulang dulu ya.. Novi pun mulai
beranjak meninggalkan warnet menuju rumah
sodaranya tersebut, keluarga saudaranya
tersebut pasti belum pada bangun, yah mau
gimana lg, dia hanya menumpang di rumah
tersebut, mau bicara apa pun terasa tidak enak,
untung saja dia diberi pegangan kunci cadangan,
jd dia tak perlu membangunkan orang2 yg
masih terlelap dalam tidurnya tersebut.
Esoknya
HUjan kembali turun sejak sore, dan kini
ditambah dengan suara petir yg sesekali
menggelagar di atas sana.
Lagi-lagi, sama seperti kemarin, cuma ada si
pemuda yg bernama Toni di net itu.
Waktu menunjukkan pukul 1 dinihari ketika tiba2
saja listrik padam.
"Yah Mba, gimana neh??" Kata Toni setengah
berteriak. Novi tidak menjawab apa2, dia sibuk
mencari lilin untuk menerangi ruangan itu.
"Payah deh, lagi seru2nya pake mati lampu
segala lagi," kata Toni yg sudah berdiri tak jauh
dari Novi.
"Ada lilin, MBa??
"Ada ini baru ketemu, ini saya lg cari koreknya"
"OH, ini aja, saya ada korek kok."
sigap tangan Toni menyalakan korek dan
mengarahkan apinya ke sumbu lilin yg
disodorkan NOvi. Lalu lilin itu ditempatkan tak
jauh dari meja server. Lumayan menerangi
ruangan tersebut.
Toni meraih bangku yg ada disamping, lalu
duduk disamping Novi.
Novi sempat merasa tidak nyaman dengan
kondisi tersebut, sebagai seorang akhwat -
wanita yg aktif dalam kajian dan kegiatan
dakwah - suasana seperti itu jelas sangat tidak
berkenan dalam hatinya. Berdua2an dengan
seorang pria yg tidak dikenalnya, dalam keadaan
gelap dengan penerangan bermodalkan secercah
cahaya lilin, wew, jelas sangat tidak nyaman
baginya.
Tak sekalipun ia pernah mengalami saat2 seperti
itu, tapi mau bagaimana lagi, keadaan memaksa,
tak enak rasanya mengusir langganan yang
setiap malam selalu datang ke warnet itu seperti
Toni.
Mereka diam, tak ada hal yang bisa dibahas
sebagai bahan pembicaraan.
setengah jam berlalu dalam keheningan, dan
listrik belum juga menyala. Kehiningan berlalu
saat Toni meminta kunci kulkas.
"Haus nih mba, aku ambil minum ya."
untung saja Novi sudah hapal tempat kunci itu
biasa diletakkan, tak lama, kunci itu sudah berada
di tangan Toni. Toni bergegas mengambil
minuman dan membuka tutup botolnya.
NOvi terperangah ketika Toni memberikannya
sebotol teh bot**l kepadanya.
"Biar gak ngantuk,"Kata Toni singkat
"Oh, iya makasih mas, ntar biar saya bayar
sendiri ya"
"Ah, jangan, biar saya aja. kan aku yg ambilin"
"Yah, terserahlah," Akhirnya NOvi mengalah
karena merasa tak enak hati.
dia tak langsung meminumnya karena TOni
lebih dulu bertanya padanya.
"Katanya sebentar lagi mau nikah ya Mba?
"Iya Mas, kok tau? Dari Anto ya?
"Iya, tadi sore dia cerita. Tapi kok 2 minggu lagi
nikah, mba malah ke jakarta n kerja disini?
"Ribet Mas ngejelasinnya. Intinya sih, saya mau
nahan diri, itu aja."
"Nahan diri? Nahan diri dari apaan? Tanya Toni
"Dari nafsu, saya ngga mau melakukan hal2 yg
mengundang saya pada maksiat bersama
tunangan saya." Jawab Novi
"OH gitu toh, ic ic" Tony manggut2 seolah
mengerti, padahal dia kurang paham apa yg
dimaksud oleh NOvi.
"Di minum mba minumannya" kata Tony
mempersilahkan Novi untuk meminum
minuman yg telah dibelikannya.
merasa tak enak, Novi pun meminum teh
pemberian Toni tersebut. Toni sendiri menatap
sambil menyunggingkan senyum.
Tak lama setelah meminum minuman tersebut,
kantuk yg sangat hebat tiba menyerang novi,
kepalanya juga terasa sangat berat. Sempat di
lihatnya jam yang baru menunjukkan pukul 2,
setelah ia merasakan matanya tak sanggup lagi
menahan rasa kantuk yg mendadak tiba
tersebut.
NOvi terbangun saat dia merasakan ada sesuatu
yg meraba payudaranya. dia seperti tersengat
oleh listrik ribuan kilowatt saat dia melihat jubah
yg ia kenakan telah terbuka kancing di bagian
depannya, dan dia lebih terkaget2 lagi saat
menyadari Toni sedang meraba payudaranya.
Bra yg dikenakannya sdh tidak menutupi 2 bukit
indah yg menjulang tersebut.
"Ngapain kamu, tolong hentikan, jgn macam2
kamu." katanya sambil berusaha menepis
tangan Toni yg sedang menggerayangi
payudaranya. Tapi tangannya terasa sangat
lemah, ia seperti tidak punya tenaga untuk
mengangkat tangannya sekalipun.
Toni hanya diam, dia tak menjawab apa2. cuma
Tangannya yg terus bergerak, meremas, dan
sesekali menyentuh dengan lembut puting
payudara Novi dengan jarinya.
Tak cuma itu, Toni pun mulai menciumi bukit
indah itu, lidahnya mengulum dan menggigit
kecil puting susu Novi yang masih berwarna
pink tersebut. Toni tahu betul, puting susu
seperti yang ada dihadapannya pasti belum
pernah terjamah oleh lidah, bahkan oleh tangan
lelaki lain.
Toni tak menghiraukan gadis yang terus
berusaha meronta dengan tenaga nya yg lemah
itu. Bahkan, tangannya pun mulai bergerak
kebawah, menyelusup masuk ke dalam celana
dalam Novi setelah ia membuka kancing rok yg
dikenakan Novi.
Novi sedikit histeris ketika vaginanya disentuh
oleh jemari toni, tapi suaranya jelas tak kan
terdengar oleh siapa2, selain di luar sedang
hujan, tak ada bangunan yg ada di dekat warnet
itu, satu2nya bangunan terdekat adalah rumah
Anto, tempat Novi menumpang, itu pun
jaraknya lumayan jauh.
Toni mengusap gundukan bukit yg sedikit
berbulu itu, disentuh nya dengan lembut bibir
vagina tersebut sampai akhirnya Toni tak sabar
dan segera melepaskan rok dan celana dalam
yang membungkus bagian bawah tubuh Novi.
Novi terus berusaha berontak dengan tenaga
lemahnya, rupanya, minuman yg diminumnya
dicampur oleh obat bius oleh Toni, entah kapan
Toni memasukkan obat bius tersebut.
Usaha berontak Novi jelas tidak berarti apa2 bagi
Toni, yang ada Toni malah semakin liar
menciumi payudaranya.. jarinya pun mulai
berusaha untuk memasuki liang vagina Novi.
Novi menggigit bibirnya ketika dia merasakan jari
tengah Toni perlahan mulai masuk ke dalam
vaginanya..
Perih.. dan dia pun merasakan ada sesuatu yang
mengalir dari dalam vaginanya..
"Oh, kamu masih perawan ya Nov??" tanya Toni
setelah ia melihat apa yg membasahi jarinya..
bukannya Iba dan menghentikan perbuatannya
Toni kembali memasukkan jarinya. dan mulai
menggerakkannya keluar masuk secara
perlahan-lahan, dia melakukannya dengan
lembut sambil bibir dan lidah nya tak berhenti
bermain di payudara gadis tersebut.
"argh .... tolong hentikan Ton." kata Novi terbata-
bata.
Nafasnya mulai memburu, tak dapat diingkari,
meski perih, meski kehormatannya sedang
direnggut oleh Toni, ada perasaan aneh yg
menyelusup ke dalam sanubarinya.
Perasaan itu semakin menjadi2 saat jemari Toni
semakin bergerak cepat di dalam vaginanya yg
terasa semakin licin oleh Toni.
entah karena sebab apa, Novi mulai
menghentikan usahanya untuk berontak,
sebaliknya,dia malah menekan kepala Toni
dengan sisa tenaganya... tentu saja hal tersebut
semakin membuat Toni terbenam dalam bukit
payudaranya, ciuman dan kuluman Toni pun
semakin menggila, Toni terus menjilati puting
yang indah tersebut.
"Arghhhhh..... Ton....ARghhhh"
"Tolong hentikan Toooonnn..."
"Memek km rapat bgt Nov, aku suka, aku juga
suka sama puting susu km.." Jawab Toni sambil
tangannya terus mengocok vagina Novi.
Tubuh Novi seakan mengejang, dirasakannya
gerakan Toni menimbulkan perasaan yang
sangat berbeda olehnya..
Rasa sakit yg tadi menderanya seakan telah
hilang, digantikan oleh suatu rasa yg belum
pernah ia rasakan sama sekali sebelumnya.
"Argh argh ......" Nafas Novi semakin memburu,
dia sudah tak dapat lagi berkata apa2...
"ssssssshhhh .... arghhhh." Novi mulai
mendesis, gairah mulai merasuki perasaannya.
Toni sendiri menjadi semakin menjadi, di
ambilnya tangan Novi dan dituntunnya tangan
lembut tersebut ke arah penisnya. Karena mulai
dikuasai oleh gairah yg memuncak, tak sadar
Novi menuruti pemuda itu, dielusnya penis Toni
yg masih terbungkus celana jins. Tak sadar pula
ia mulai membuka resleting celana tersebut dan
menyelusupkan jemarinya ke dalam celana
dalam Toni.
Tubuh nya terus terasa kejang akibat gerakan jari
Toni di dalam vaginanya, gerakan Jemari toni
pun semakin cepat, tak sabar, ia menuntun
tangan gadis itu untuk menyentuh penisnya.
"Pegang seperti ini Nov," Katanya sambil
membimbing tangan gadis itu untuk
menggenggam penisnya..
"Ya Seperti itu. Arghhh..." Toni berkata sambil
merasakan nikmat ketika Novi mulai
menggenggam penisnya.
Novi benar2 telah bergerak berdasarkan
instingnya, perlahan dia mulai menggerakkan
genggamannya, dia gerakkan penis Toni,
diputarnya dengan bergairah.
"Arghhh Ton,,, Ton.." Novi meracau dengan
desahan nafasnya yg semakin tak beraturan..
dia benar2 merasakan kenikmatan dari gerakan
jari Toni yg keluar masuk vaginanya yg semakin
basah. sesekali Toni menciumi payudara gadis
itu.
Mereka terus bercumbu di tengah temaram lilin,
suara rintik hujan semakin membuat Toni
bergairah mencumbui gadis berjilbab yang akan
menikah itu.
Setelah beberapa saat, Toni melepaskan jarinya,
dia juga melepaskan genggaman tangan Novi
dari penisnya. Novi menatap penis Toni yg
berjongkok di depannya..
Baru sekali ini ia melihat penis lelaki dewasa
langsung di hadapannya. Toni yg melihat gadis
itu menatap penisnya, mulai meraih kembali
tangan gadis itu. Novi kembali meraih penis Toni
yg sudah mulai mengeras.
"Coba dicium Nov, pasti km suka" katanya pelan,
stengah berbisik.
Novi menatap penis itu. Ragu karena dia
memang belum pernah melakukannya. Di
dorong oleh gairahnya, dia mulai mencium
penis itu, dikecupnya penis Toni. Toni tak diam,
dielus nya kepala Novi yg masih terbungkus
jilbab besarnya.
Mullutnya mulai mendesis ketika Novi mulai
mengulum penisnya yg terasa semakin
mengeras.
akhirnya, ia tak bisa menahan gairahnya... Toni
akhirnya merebahkan tubuh Novi di lantai, lalu ia
merebahkan tubuhnya ke arah yg berlawanan, ia
membentuk posisi 69 yg biasa di lihat di video
porno yg sering dilihatnya.
Novi kembali menjamah penis yg sekarang ada
di depan bibirnya tersebut, Toni pun mulai
memasukkan kembali jemarinya ke dalam
vagina Novi. Dia jg menciumi vagina tersebut,
memainkan lidahnya di klitoris gadis itu sambil
jarinya tak berhenti bergerak keluar masuk
vagina yg semakin basah itu.
"arrrrghhh... nikmat bgt Nov, arghhh ...
Toni semakin bersemangat menjilati vagina
Novi, jarinya semakin cepat bergerak.
"Arghh Ton... " Novi terus mendesis di sela
kulumannya pada penis Toni.
Mereka terus saling menghisap dan
mempermainkan kelamin pasangannya
beberapa saat.
Tak sanggup menahan perasaan yg semakin
membuncah, Toni kembali merubah posisinya.
kini dia berjongkok di depan paha Novi yg masih
berbaring. perlahan dia mengarahkan penisnya
ke arah vagina Novi.
"Mauu aphaa km Tonn?" Tanya Novi terbata
Toni tak menjawab, dia membuka paha gadis
tersebut, dan mulai mendekatkan penisnya...
Novi tak bisa mengelak,dia justru membuka
pahanya lebih lebar... dan dia sedikit histeris
ketika penis toni yg membesar itu mulai
perlahan-lahan memasuki liang vaginanya.
"argghhhh .... pelan2 Ton, perih."
"Iya Nov, tahan ya..." jawab Toni penuh
perhatian..
dia terus berusaha memasukkan penis nya ke
dalam vagina Novi.
arghhh ... ssssshhhhh ... memekk kamu rapat
bgt Nov... aku suka ...
pelan tapi pasti akhirnya penis toni berhasil
masuk ke dalam vagina Novi.
"arghhh... Ton ..." Novi mendesis menahan rasa
nikmat yg tiada taranya itu. Tubuhnya bagai
terbang ke awang2.
perlahan toni menggerakkan pinggulnya,
menggerakkan penisnya maju mundur di dalam
vagina yg semakin terasa becek itu.. semakin
lama gerakannya semakin cepat.. membuat Novi
semakin merasa terbang..
Novi pun akhirnya tak bisa diam, gairah
menuntutnya untuk menggerakkan pinggulnya.
Mengimbangi gerakan Toni yg terus menghajar
vagina
Mereka saling mendesis merasakan
kenikmatan,,,
"arghhh... enak Nov, nikmat bgt"
"Ton .... aku gak tahan" ceracau Novi sambil
menggerakkan pinggulnya semakin cepat. dia
benar2 telah kehilangan akalnya, dia hanya
merasakan kenikmatan yg tiada tara saat itu...
Novi terus bergerak, tanganya mulai menekan
pantat Toni, ia ingin penis pemuda itu masuk
semakin ke dalam liang vaginanya.
"argghhh Tonnnnnn.... trusssss"
sampai akhirnya, Novi benar2 merasakan
tubuhnya kejang, dia merasa ada yg meledak
dalam tubuhnya. dia berusaha menahan gerak
tubuh Toni,, tapi pemuda itu tidak berhennti dan
malah semakin mempercepat gerakannya...
"Tonnnn.... argghhhhhh aku .......
"iya Novv.... argggghhh sabar, aku sudah
mau,,,,,
"arghhhh....."
akhirnya Toni merasakan ledakan itu, dia
hempaskan tubuhnya ke atas tubuh gadis
dibawahnya.
Novi memeluk pemuda itu erat. membiarkan
penis yg masih berdenyut itu tetap berada dalam
liang vaginanya...
akhwat itu sadar, ia telah khilangan keperawanan
dan kehormatannya yg telah ia jaga selama ini.
hujan masih rintik2 diluar sana..
gerimis pun hadir di mata akhwat itu...
penyesalan atas apa yg telah ia lakukan beberapa
menit lalu
------- End -------


Adult | GO HOME | Exit
1/785
U-ON

inc Powered by Xtgem.com